11 Maret 1418 Ditetapkan Sebagai Hari Jadi
KETAPANG (LKBK)– Kabupaten Ketapang ternyata lebih tua dari Kota Pontianak. Jika hari jadi Kota Pontianak tahun 1771, Ketapang ternyata jauh lebih tua yakni 11 Maret 1418. Hal itu terungkap setelah ditetapkannya Hari Jadi Ketapang menjadi peraturan daerah.
Ketua DPRD Ketapang Gusti Kamboja kepada wartawan mengatakan beberapa waktu lalu,bahwa ditetapkannya hari jadi Ketapang secara bersama oleh DPRD dan Pemkab Ketapang merupakan indikasi pemerintah daerah concern terhadap eksistensi sejarah daerahnya.
“Penetapan hari jadi Ketapang tidak hanya melahirkan kepastian sejarah lokal, tetapi juga sosial kewajaran sejarah. Lebih dari itu memunculkan semacam kepercayaan dari masyarakat Ketapang dengan identitas lokalnya,” kata Gusti Kamboja, waktu itu.
Dikatakannya, dalam proses pencarian kepastian sejarah tersebut telah melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, pemerhati kebudayaan, sejarawan, akademisi, tokoh masyarakat, dan berbagai pihak lainnya.
Beberapa kegiatan pun telah dilakukan, mulai dari diskusi dan seminar dengar pendapat. Dukungan ini telah diberikan kepada para pihak, mulai dari tokoh masyarakat, seluruh anggota DPRD Ketapang, dan bupati.
“Dalam penetapan hari jadi kota Ketapang didasarkan pada prasasti nisan Makam Keramat Sembilan di Negeri Baru yang bertarikh pada tahun 1340 Saka atau 1418 Masehi dan merupakan prasasti sejarah tertua yang ditemukan di Kalimantan Barat.” Jelasnya.
Pada prasasti tersebut terdapat angka tahun dengan aksara Sanskerta yang merupakan rumpun bahasa Indo-Eropa, Indo-Iran, Indo-Arya, dan merupakan bahasa klasik India yang digunakan dalam agama Hindu dan Buddha. Sanskerta sendiri artinya bahasa yang sempurna tinggi dan berbudaya, lawan dari bahasa Prakerta atau bahasa rakyat. Bahasa ini memiliki usia sejarah yang cukup tua dan ditarikhkan berasal dari sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi.
“Kemudian untuk penetapan tanggal dan bulannya didasarkan pada peristiwa pemindahan pusat Kerajaan Matan Tanjungpura ke Mulia Kerta pada 11 Maret 1875. Jadi dengan digabungkannya dua fakta tersebut hari jadi Ketapang ditetapkan pada tanggal 11 Maret 1418 Masehi,” rincinya.
Selanjutnya ada juga fakta sejarah Ketapang dalam kronik Cina Chu-Fan dan sejarah Dinasti Sung yang melaporkan pada tahun 977 Masehi, Kerajaan Tan-Jung Wu-Lo mengirimkan tiga duta ke Istana Sung, begitu juga dalam prasasti Waringin Pitu (1147 M) wilayah geografis Ketapang dahulu yang disebut Tanjungpura merupakan nama ibu kota negara untuk wilayah Tanjungpura (Pulau Kalimantan). Namun kedua bukti fakta sejarah tersebut tidak berada di Ketapang. Prasasti Pitu letaknya berada di Jawa Timur serta tahunnya lebih muda dari prasasti Keramat Sembilan dan manuskrip kronik Chu-Fan berada di Cina.
“Dengan demikian hanya peristiwa pemindahan pusat kerajaan dari Muara Kayong ke Mulia Kerta dan prasasti Makam Keramat Sembilan memiliki kepastian sejarah lokal sosial Ketapang dan kewajaran sejarah, dalam pendirian pemukiman, tatanan sosial dan budaya yang tertua di Kalimantan Barat,” jelasnya.***(KiA)
> FOTO : Tugu bundaran Ale-Ale Ketapang.***(doc.Ist)