» » Mulyana : Figur Capres, Signifikan Menjaring Pemilih

Mulyana : Figur Capres, Signifikan Menjaring Pemilih

Penulis By on Rabu, 16 Oktober 2013 | No comments


                 JAKARTA (LKBKalimantan.com) – Figur calon presiden (Capres) yang akan diusung setidaknya 3 bulan sebelum pemilihan legistatif (Pileg) akan signifikan dalam menjaring suara pemilih. Capres dan dukungan berkorelasi positif. Tanpa figur Capres, sulit bagi masyarakat memberi dukungan.
                “Wajar saja kalau masyarakat harus diberi tambahan keyakinan melalui figur yang akan dimunculkan sebagai Capres. Jadi bukan hanya wibawa parpol, juga Capres yang akan diusung,” ujar Mulyana W Kusumah, Direktur Seven Strategig Studies (7SS) di Jakarta Rabu (16/10),kemarin.
                Mulyana mengatakan, para petinggi parpol dalam berbagai kesempatan telah mengungkapkan target perolehan suara dalam Pileg 2014. Antara lain, Demokrat 15 %, Golkar 30 %, PDIP 27,2%, PKS 15%, dan sejumlah partai lain.
                Sudah pasti, tak semua parpol dapat memenuhi target tersebut. Sebab bila target semua parpol dijumlahkan, perolehan suara menjadi  182,3%. Hal ini tentu tidak mungkin, dan tidak akan  mengubah target yang telah ditetapkan berdasarkan kalkulasi faktual dan rasional.
                Volatilitas perolehan suara akan ditentukan dinamika politik nasional, faktor  internal parpol seperti manajemen, kepemimpinan, kapasitas caleg yang berkompetisi di dapil, daya tarik capres yang diusung, serta aksesibilitas pada sumberdaya politik dan finansial, tuturnya.
                Menurut Mulyana, perolehan suara parpol dalam pemilu 1999, 2004 dan 2009, dapat dikategorikan dalam 4 kelompok, yakni parpol dengan perolehan suara relatif stabil (terus berada di 3 besar).
Kemudian parpol yang cenderung meningkat walau tidak signifikan, parpol yang menunjukkan tendensi menurun, dan parpol yang melonjak secara fenomenal.
                “Dengan parameter tersebut, PDIP, Golkar dan Demokrat tetap akan berada di posisi tiga besar,” jelas Mulyana, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI).
                Parpol yang memiliki potensi  peningkatan peringkat dibandingkan pemilu lalu, antara lain Gerindra. Sedangkan parpol dengan basis dukungan politik yang jelas, tidak akan mengalami volatilitas menyolok. 
“Satu hal pasti, dalam kondisi politik nasional sekarang, tidak akan ada parpol yang mengalami lonjakan perolehan suara fenomenal seperti Demokrat 2009 yang meningkat  3 kali lipat,” tukas Mulyana.***(lkbk)
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya