JAKARTA (LKBKalimantan.com) -- Media massa cetak,dan online serta sosial media nasional maupun internasional sejak Jum’at 18 Oktober 2013 ramai mengabarkan bahwa mantan ketua umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso 'dijemput' staf Badan Intelejen Negara (BIN), pada Jum’at pagi,18 Oktober 2013.
Kabar yang beredar melalui laman YouTube yang diunggah organisasi massa Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), besutan mantan ketum PD, Anas Urbaningrum ini,mengejutkan semua pihak,terlebih-lebih lagi pihak BIN dan Istana Negara
Berikut LKBKalimantan.com merangkum kabar itu dari laman Republika Online,bahwa kabar ini berawal ketika PPI akan mengadakan dialog bertajuk dinasti politik dan politik meritokrasi, Jumat siang. Pada diskusi itu telah dijadwalkan akan menghadirkan tiga pembicara, yaitu pengamat politik UI, Chusnul Mariyah; mantan Ketum DPP PD, Subur Budhisantoso; dan anggota DPR Bambang Soesatyo. Namun sampai jelang diskusi, Subur dan Bambang tidak muncul.
Sebelum diskusi dimulai, M Rahmad moderator diskusi mengatakan Bambang berhalangan hadir. Sementara untuk Subur,menurut M.Rahmad dikabarkan tadi oleh panitia (diskusi) bahwa pukul 09.00 WIB Subur Budhisantoso dijemput oleh staf BIN,hal itu dikatakan Rahmad dalam video youtube berjudul 'Pembicara Rumah Pergerakan Dijemput Staf BIN'.
Video tersebut diunggah Jumat,18 Oktober 2013,kemarin, Video berdurasi 03.32 menit ini dalam keterangannya, tertera Dialog Pergerakan dengan tema Dinasti vs Meritokrasi Politik batal menghadirkan Prof Subur Budhisantoso karena yang bersangkutan dijemput oleh staf BIN beberapa jam menjelang acara.
Rahmad menambahkan, ajudan Subur kemudian menyampaikan kalau ingin menjemput agar di kantor BIN di Kalibata. Panitia diskusi, kata Rahmad, sebelum Shalat Jumat bergerak ke kantor BIN. Namun mereka tidak bisa bertemu Subur. Akhirnya panitia bisa menghubungi Subur lewat telepon genggamnya.Dan Subur mengatakan, ia dijemput Jumat pagi pukul 09.00 di rumahnya oleh staf BIN.
Seperti yang dirangkum LKBKalimantan.com dari berita yang ditayangkan Republika Online, bahwa Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letjen Marciano Norman bereaksi keras terhadap pemberitaan Subur Budhisantoso. Norman mengatakan, BIN tidak menjemput dan tidak memiliki agenda dengan mantan ketua umum Partai Demokrat tersebut.
Bahkan, BIN akan menempuh langkah hukum terkait informasi yang menyatakan lembaga itu menjemput Subur. "Mungkin kami akan melaporkan ke polisi orang-orang yang telah mengeluarkan berbagai pernyataan yang menyesatkan ini, "kata Marciano dalam jumpa pers dadakan di kantor BIN, Sabtu ,19 Oktober 2013, malam.
Intinya, kata dia, BIN tidak akan melakukan tugas yang bukan menjadi wewenangnya karena memiliki aturan main. Marciano berbicara dengan nada tegas dan raut wajah yang cukup tegang. "Kami tidak punya kepentingan dengan Pak Subur, "katanya lagi.
Ia juga membantah ada undangan dari BIN ke Subur Budhisantoso. Maupun ada agenda dari BIN dengan Subur. Dalam penjelasan terpisah, panitia dialog mengatakan mereka menjemput Subur pada Jumat pagi, pukul 09.00 WIB.
Acara dialog akan berlangsung pukul 13.00 WIB di Duren Sawit. Namun saat ditemui di kediaman, ajudan Subur mengatakan yang bersangkutan sudah dijemput staf BIN. M Rahmad, moderator diskusi mengatakan, ajudan Subur berkata kalau Subur dijemput karena ada pertemuan dengan Kepala BIN pukul 13.00 WIB.
Sementara itu dalam klarifikasinya ke Republika, Subur membantah kalau ia dijemput oleh staf BIN. Namun ia membenarkan kalau ia ada rapat dengan pejabat BIN pukul 10.00 WIB. Rapat tersebut ditunda sampai pukul 13.00 WIB.
Subur juga mengatakan ia lupa kalau harus hadir dalam acara diskusi PPI. Subur juga mengaku, Jumat itu juga ia terbang ke Pontianak. Ia mengatakan jadi tidak enak dengan situasi yang ditimbulkan. "Karena itu rapat (dengan BIN) rapat biasa, "kata Subur.
Presiden SBY Bereaksi
Menyikapi pemberitaan yang mengejutkan itu,Marciano mengatakan, bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung bereaksi ketika berita tersebut keluar dan bertanya langsung ke BIN. Marciano menjelaskan, berita penjemputan itu menyesatkan. "Tidak ada kepentingan BIN untuk mengundang Pak Budhi, "kata Marciano lagi.
Ia menambahkan, berita di beberapa media online terkait penjemputan Budhi itu sangat merugikan lembaga BIN.
Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui juru bicaranya,Julian Pasha,menyebut bahwa pemberitaan mengenai mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso yang diculik Badan Intelijen Negara (BIN) sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan menyesatkan.
"Sehubungan adanya berita mengenai diculiknya Profesor Subur Budhisantoso di beberapa media online, kami menyayangkan pemberitaan yang tidak bertanggung jawab dan menyesatkan tersebut, "kata juru bicara presiden Julian Pasha, di Jakarta, Sabtu 19 Oktober 2013.
SBY, kata Julian, telah meminta Kepala BIN untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi kepada masyarakat agar masalahnya menjadi jelas.
"Tidak boleh ada fitnah yang dibiarkan dan disebarkan tanpa pertanggungjawaban, "katanya. Ia menegaskan, hukum harus ditegakkan demi kebenaran dan keadilan.
BIN Kecewa
Selanjutnya,Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letjen Marciano Norman,dalam jumpa pers mendadak di kantor BIN, Sabtu,19 Oktober 2013 malam,menyesalkan ada pemberitaan yang mengarahkan seolah BIN menjemput Subur.
Menurut Marciano, sejak Jumat,18 Oktober 2013, Subur dikonfirmasi berada di Pontianak, Kalimantan Barat. Ia di sana dalam rangka kegiatan politik Partai Demokrat. "Jadi sangat tidak berdasar dan memungkinkan bila BIN menjemput Pak Budhi, "kata Marciano dalam jumpa pers.
Ia juga menegaskan, BIN tidak memiliki wewenang untuk melakukan hal tersebut. Karena itu, Marciano mengaku kecewa dan menyesalkan munculnya pemberitaan BIN menjemput Subur sebelum diskusi soal dinasti politik dan meritokrasi dalam demokrasi Indonesia itu.***(Dirangkum dari laman Republika Online)
> Foto : Profesor Subur Budhisantoso sempat membuat ramai pemberitaan setelah dikabarkan diculik oleh Badan Intelijen Negara (BIN).***(Foto : www.republika.co.id dan doc.Ist)