» » Sekda-Slamet Kariyono: "Pro dan Kontra Warga, Sudah Biasa Dalam Kebijakan Progam Pemerintah."

Sekda-Slamet Kariyono: "Pro dan Kontra Warga, Sudah Biasa Dalam Kebijakan Progam Pemerintah."

Penulis By on Senin, 24 Februari 2014 | No comments

Banyuwangi, Kegiatan Bhakti Sosial berupa santunan anak yatim piatu yang diselenggarakan forum Mahkota (Majalah Koran dan Tabloid) yang dihelat di Aula Hotel Baru Indah (BI) Desa Jajag Kecamatan Gambiran. (23/02) dalam memperingati hari pers nasional (HPN) berjalan kidmat dan sukses.

Tampaknya kepedulian insan pers dalam naungan Mahkota terhadap masyarakat dalam menyantuni sedikitnya 150 anak tak berbapak dan beribu ini, di acungi jempol oleh Slamet Kariyono- Sekretaris Kabupaten (sekkab) Banyuwangi yang hadir mewakili Bupati. "Semoga wartawan Mahkota mendapat balasan yang setimpal dan sukses selalu." Ujarnya.
Dia mengharap kegiatan mulia Mahkota tentang kepedulian terhadap anak-anak yatim
ini, bisa di adakan rutin setiap tahun. Dalam kesempatan itu, orang nomor dua di Banyuwangi ini mengatakan kebijakan pemerintah daerah (pemda) akhir-akhir ini memang menjadi sorotan publik, tetapi menurutnya pro dan kontra merupakan hal biasa. Termasuk pembangunan perguruan tinggi Politeknik yang sudah berdiri, dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp.75 milyar.
Selain itu, rencana pemerintah pendirian dalam pendirian Universitas negeri (Uner ) yang akan dimulai di bulan Juli mendatang merupakan kebanggaan Banyuwangi, karena Universitas Negeri itu, hanya berjumlah empat se Indonesia. Akan ada Jurusan dokter hewan, perikanan dan kelautan, dan akutansi. "Uner ini tidak akan ganggu universitas swasta, sebab siswa baru yang di ambil hanya 20 persen." Jelasnya.
Semisal, di tahun 2103 lulusan siswa SMA berjumlah 17 ribu dalam setiap kelas nantinya hanya membutuhkan 50 siswa. Dalam penerimaan siswa baru nanti, akan mengikuti aturan dan selektive, "Tidak akan ada campur tangan dari pejabat pemda dalam pernerimaan siswa baru,tidak ada sekda titip siswa." Imbuhnya.
Sementara persoalan tambang emas di gunung tumpang pitu, belum lama ini sudah ada kejelasan antara warga dan penambang. "Dengan upaya kita semua, alhamdulilah konflik antara masyarakat dengan penambang sudah disepakati." Ujarnya lagi.
Goldhen share sebesar 10%, kurang lebih empat bulan nanti positif menjadi pendapatan asli daerah (PAD) jelas Slamet lagi, sekitar Rp.300 milyar pertahun, maka dalam empat tahun kedepan akan menjadi triliyun-an. Dari anggaran APBD, pemda tidak akan mengambil untuk pembangunan, itu nanti murni untuk kepentingan warga Banyuwangi. "Sedangkan wacana kenaikan pajak 100 %, pemda sudah mendengar aspirasi semua kepala desa (kades), dan sudah kita sepakati hanya naik 25 %." Pungkasnya. (In/abi/puji/yud)

Powered by Telkomsel BlackBerry®



Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p