LKBKalimantan.com---- Belasan pria meriung pada satu meja. Mereka menghadapi nampan besar berisi nasi, ikan goreng tepung, dan capcay. Secara estafet, para pria itu memasukkan makanan itu ke dalam kemasan kotak berbahan aluminium. Selanjutnya, kotak-kotak itu disusun rapi ke dalam kotak besar dari besi yang ternyata alat "pengawet panas" makanan.
Demikian sekelumit kesibukan di Betawi Catering, salah satu pemasok jatah makanan untuk jamaah calon haji Indonesia di Kota Madinah, Sabtu (2892013). "Kotak-kotak ini dibawa ke pemondokan jamaah sehingga makanan masih panas ketika diterima," ujar Nani petugas Seksi Katering Daerah Kerja Madinah. Ia ditemui ketika berkunjung ke perusahaan tersebut.
Ternyata, perusahaan katering itu milik Agusman Wewang, pria asal Makassar, Sulawesi Selatan. Ia mengatakan bahwa perusahaan itu telah beroperasi selama 4 tahun. "Saya bekerja sama dengan orang Arab sini. Kalau tidak, pihak baladiyah (pemerintah kota-red.) biasanya macam-macam," katanya.
Pada musim haji tahun ini, kata dia, Betawi Catering mendapat kontrak makanan untuk 20.000 jamaah. Setiap hari, perusahaan itu berkewajiban menyiapkan makanan untuk 4.000-6.000 jamaah. "Hari ini, kami harus menyediakan makanan untuk 4.005 jamaah. Soalnya kan jumlah jamaah di Madinah sudah berkurang. Pada waktu puncak jamaah, kami harus menyediakan 6.000 paket," tuturnya.
Agus mengajak kami tur pabrik melihat tempat-tempat penyimpanan bahan baku. Tur bermula dari beras yang ternyata didatangkan beras dari Thailand. Selanjutnya, sayuran beku didatangkan dari Mesir. Tur berlanjut ke gudang penyimpanan daging. Rupanya, berbagai jenis yang disimpan di sana berasal dari negara-negara berbeda. Udang dari Uni Emirat Arab, ayam dari Brazil, daging sapi dari India, dan ikan dari Vietnam. "Jadi, bahan bakunya memang berasal dari seluruh dunia, yang makan orang Indonesia," ucapnya.***(hazmirullah/PR/mkd)
Demikian sekelumit kesibukan di Betawi Catering, salah satu pemasok jatah makanan untuk jamaah calon haji Indonesia di Kota Madinah, Sabtu (2892013). "Kotak-kotak ini dibawa ke pemondokan jamaah sehingga makanan masih panas ketika diterima," ujar Nani petugas Seksi Katering Daerah Kerja Madinah. Ia ditemui ketika berkunjung ke perusahaan tersebut.
Ternyata, perusahaan katering itu milik Agusman Wewang, pria asal Makassar, Sulawesi Selatan. Ia mengatakan bahwa perusahaan itu telah beroperasi selama 4 tahun. "Saya bekerja sama dengan orang Arab sini. Kalau tidak, pihak baladiyah (pemerintah kota-red.) biasanya macam-macam," katanya.
Pada musim haji tahun ini, kata dia, Betawi Catering mendapat kontrak makanan untuk 20.000 jamaah. Setiap hari, perusahaan itu berkewajiban menyiapkan makanan untuk 4.000-6.000 jamaah. "Hari ini, kami harus menyediakan makanan untuk 4.005 jamaah. Soalnya kan jumlah jamaah di Madinah sudah berkurang. Pada waktu puncak jamaah, kami harus menyediakan 6.000 paket," tuturnya.
Agus mengajak kami tur pabrik melihat tempat-tempat penyimpanan bahan baku. Tur bermula dari beras yang ternyata didatangkan beras dari Thailand. Selanjutnya, sayuran beku didatangkan dari Mesir. Tur berlanjut ke gudang penyimpanan daging. Rupanya, berbagai jenis yang disimpan di sana berasal dari negara-negara berbeda. Udang dari Uni Emirat Arab, ayam dari Brazil, daging sapi dari India, dan ikan dari Vietnam. "Jadi, bahan bakunya memang berasal dari seluruh dunia, yang makan orang Indonesia," ucapnya.***(hazmirullah/PR/mkd)
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
