Pelaksanaan Pameran Peranti Saji Indonesia yang pertama di Jakarta Convention Center (JCC) yang diikuti oleh Dekranasda seluruh Provinsi di Indonesia mendapatkan perhatian khusus oleh Ketua Dekranasda Prov. Jawa Timur, Dra. Hj. Nina Soekarwo.
Setelah mengikuti acara Puncak Peringatan HUT Ke- 33 Dekranas Tahun 2013 dan Pembukaan Pameran serta Peluncuran Buku Peranti Saji Indonesia di tempat yang sama, istri Gubernur Jawa Timur tersebut meninjau stan pameran Dekranasda Jatim, didampingi ibu Sekdaprov Jatim, ibu Purniasih Rasiyo.
Bude Karwo, sapaan akrabnya melihat dari dekat karya kriya yang diproduksi Dekranasda Prov. Jatim. Ada beberapa produk yang disajikan dalam stan Dekranasda Jatim diantaranya, batik, tudung saji, bordir, taplak meja, tempat tisu. Karya yang dipamerkan merupakan hasil dari Dekranasda Kabupaten Kota di Jatim.
Di sela-sela kunjungannya, Bude Karwo menuturkan, dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk Dekranasda Jatim, akan memasukkan unsur teknologi didalamnya, akan tetapi tidak merubah ciri khas Indonesia. "Akan dicari teknologi yang efektif dan tepa guna yang bisa digunakan. Sebagai contoh membatik bisa lebih praktis apabila ditemukan alat dari listrik yang bisa mempercepat dan meningkatkan produktifitas," ucapnya.
Dekranasda Prov. Jatim akan membina dan membantu Dekranasda yang ada di 38 Kabupaten Kota agar menggunakan teknologi dalam meningkatkan produktifitas. Yang paling utama, dalam penerapan teknologi adalah tidak mengurangi seni dan esensi budaya lokal. " Apabila hal tersebut dilakukan secara bersamaan dan tidak mengurangi nilai budaya lokal, maka akan menghasilkan karya yang baru , efisien dan kualitas yang lebih bagus," ujarnya.
Selama ini, jelas Bude Karwo, hasil karya Dekranasda Jatim sudah ada yang di ekspor ke luar pulau, maupun mancanegara. Yang paling menonjol adalah hasil karya dari Kab. Mojokerto yaitu karya logam. " Logam hasil dari Dekranasda Jatim telah memperoleh Unesco Award tiga tahun yang lalu. Itu membuktikan, Dekranasda Jatim selalu berinovasi agar lebih memberdayakan masyarakat Jawa Timur," jelasnya.
Ia menambahkan, Pemprov Jatim akan membantu memfasilitasi hasil karya perajin Jawa Timur dalam pengurusan hak paten. Apabila hak paten diberikan, maka akan menaikkan nilai jual karya dan meningkatkan kesejahteraan perajin. "Untuk pengurusan hak paten, Pemprov Jatim tidak menarik pungutan biaya, semua telah difasilitasi," ungkapnya.
Penyelenggaraan Pameran Peranti Saji Indonesia secara tidak langsung mengenalkan seni budaya kerajinan kriya daerah dan juga meningkatkan kesejahteraan perajin. Karena dengan ini pemasaran hasil karya menjadi lebih bagus dan pemasaran lebih jauh. "intinya dengan adanya acara seperti ini, mendorong perajin kearah kesejahteraan yang lebih baik," tambahnya.
Pameran Peranti Saji Indonesia, menjadi salah satu cara untuk mengenalkan kriya peranti saji sebagai bagian dari budaya kuliner nusantara ke masyarakat luas. Pengunjung pameran dapat mengenal langsung beragam kriya peranti saji dari berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat bisa mempelajari dan mengenal tata saji dan pemakaian peranti saji yang memiliki ciri khas dan makna tertentu, bahkan ritual khusus dari tiap kebudayaan daerah.
Acara ini bertujuan untuk mengenalkan dan menambah wawsan tentang budaya kriya peranti saji, table manner, tata saji dan pengemasan hantaran tradisional serta potensi pengembangannya yang bernilai ekonomi kepada masyarakat luas melalui pameran, workshop, presntasi dan demonstrasi.
Pameran Peranti Saji Indonesia diikuti oleh 199 stan dari BUMN, Dekranas, Dekranasda, kalangan swasta dan pelaku usaha kuliner. Dekranas juga meluncurkan buku Peranti Saji Indonesia serta mengadakan talk show dan workshop selama pameran. (humaspemprov/tra/dicky)