Madiun sebagai kota Gadis (perdagangan dan Industri) terus mengeliat ditengah pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang makin kondusif. Topografi Madiun yang berada di pusat karesidenan menjadikan kota ini tumbuh pesat dan harus siap menjadi core bagi pengembangan ICT diwilayah Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun dan Ponorogo (PAWITAN DIROGO).
Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin mengatakan "Pawitan Dirogo Digital Society merupakan Mahakarya Telkom Indonesia untuk Masyarakat Kota Madiun pada khususnya dan Pawitan Dirogo pada umumnya".
Gelaran Pawitan Dirogo Digital Society merupakan salah satu komitmen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) sebagai pengemban amanah MP3EI (Master Plan Percepatan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia) dengan berkomitmen dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan ICT (Information, Communication and Technology).
"Kami sangat berharap melalui program Pawitan Dirogo Digital Society ini, pertumbuhan perekonomian di karesidenan Madiun menjadi lebih cepat karena didorong oleh ketersediaan akses informasi dan jaringan Internet pita lebar." tutur M.Awaluddin, disela-sela Launching Madiun Digital Society, Selasa (18/9) di Balroom Hotel Merdeka Madiun.
Launching Pawitan Dirogo Digital Society dilakukan antara Telkom ( diwakili oleh Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin ) dan Kota Madiun (diwakili oleh Walikota Madiun) serta rencana dihadiri oleh Bupati Ngawi, Bupati Ponorogo, Bupati Pacitan, Bupati Magetan dan Bupati Madiun. Launching ini menandai telah beroperasinya infrastruktur jaringan akses internet cepat yang dibangun Telkom dan beberapa aplikasi pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan kotanya.
Ditambahkan Awaluddin, Telkom memberikan solusi ICT di berbagai bidang seperti government, pendidikan, social, kesehatan, pelaku bisnis UKM, dan beberapa bidang lainnya.
Untuk sekolah, Telkom telah menggelar titik-titik akses @wifi.id di 188 sekolah dengan total 552 akses point Wifi yang telah terpasang, dan akan terus ditambah secara bertahap. Program Indischools ini digencarkan Telkom dengan memasang wifi di sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA, dimana pelajar bisa melakukan akses dengan melakukan pembelian melalui kartu Telkomsel, dengan tarip perhari hanya Rp 1.000,- Indischools diimplementasikan Telkom melalui 3 tahapan atau 3 staging,yakni Connectivity, Content, dan Community.
"Ketersambungan atau CONNECTIVITY adalah focus tahap pertama atau staging pertama yang harus dilakukan Telkom untuk Indischools, dan di tahap ini kami sudah mengkoneksikan tak kurang dari 18 ribu sekolah di Indonesia sejak Januari 2013 lalu" imbuhnya. Ditambahkan Awaluddin, Pawitan Dirogo Digital Society yang digelar ini merupakan tahapan atau staging 1 dimana infrastruktur wifi@id akan digelar di 300 ribu sekolah di Indonesia sampai tahun 2015. "Kami berharap di tahun 2013 ini, sudah ada 100 ribu yang terkoneksi akses internet broadband wifi@id. Staging pertama ini diberi nama Indsichools Community Connect.
Untuk government, Telkom telah mengembangkan program dengan nama Indonesia Digital Government (IndiGov) yakni sebuah flagship dari Telkom Indonesia dalam membangun Infrastruktur jaringan ICT di Lembaga Pemerintah Daerah (Pemprop/Pemkab/Pemkot) di Indonesia berbasis jaringan fiber optik hingga tahun 2014.
"Untuk IndiGov di Pawitan Dirogo Digital Society ini, arahnya adalah penyediaan infrastruktur ICT pada sektor sektor : e-Govt Sector, e-Public Sector (kesehatan, sosial,lingkungan) , e-Economic Sector (pelaku binis UKM, segmen masyarakat unbankable) dan kebutuhan lokal (pilihan)"tambah Awaluddin
Selanjutnya, Telkom menyediakan Government Connectivity (G-Connect) dengan detail project-nya di tahun 2013 ini adalah penarikan kabel fiber optik disejumlah 2.204 Site, yang terdiri dari Kantor Pemkab/Pemkot, Kantor LPSE Pemkab & Pemkot, Kantor Polres, Kantor Kodim dan juga Kantor Provinsi di seluruh Indonesia. Diharapkan dalam tahun ini akan terbentuk G-Pipe (Government Broadband Pipe) dalam kapasitas besar.
"Untuk hal ini Telkom menyediakan bandwidth di masing masing Pemkab/Pemkot di Kawasan Pawitan Dirogo sebesar 100 Mbps" tambahnya.
Tahapan pembangunan konsep IndiGovernment akan berlanjut terus secara kontinyu. "Tahapan berikutnya, adalah penyediaan Government Content yg berbasis komputasi awan dalam bentuk Government Cloud (G-Cloud)".
Layanan ini akan meniadakan investasi di Pemda dalam hal penyediaan hardware (IaaS), software (SaaS) dan platform (PaaS) serta termasuk dalam hal penyimpanan data. Semua hal tsb disediakan oleh Telkom. Content dan aplikasi yg dibutuhkan oleh Pemda seperti : e-office, e-procurement, e-PTSP, Data Center, dll disediakan secara khusus dengan berbagai kemudahannya.
"Telkom terpanggil untuk proaktif menjadi yang terdepan dalam melayani Government Digital Society (G-DiSo) di Indonesia yang tumbuh pesat sejalan dengan trend global"tambahnya.
Untuk menumbuhkan ekosistem-ekosistem yang digital friendly sejalan dengan konsep Digital Society, Awaluddin mengatakan bahwa Telkom telah membuat sebuah start up web di masing-masing kota dengan domain disesuaikan kekhasan budaya lokal . Website ini akan menjadi ajang berkumpul para blogger di kota tersebut, yang akan menjadi kekuatan penggerak suksesnya implementasi Digital Society.
PAWITAN DIROGO MERUPAKAN PASAR POTENSIAL BISNIS REMITTANCE "Delima"
itu, Awaludddin juga menegaskan bahwa Pawitan Dirogo merupakan wilayah dengan jumlah TKI yang cukup besar. Berangkat dari hal tersebut, Telkom memberikan layanan pengiriman uang menggunakan Delima. "Telkom merambah bisnis international remittance lewat Delima dengan konsep "business follows the people", dengan menyasar negara-negara dimana masyarakat Indonesia khususnya TKI yang berada di negara tersebut cukup besar " tambahnya.
Selain Hongkong dan Malaysia, sampai dengan akhir tahun 2013, Telkom mentargetkan akan merambah bisnis international remittance di Arab Saudi dan Taiwan karena pasar international remittance ke Indonesia di 4 negara tersebut mencapai hampr 80% (sekitar Rp 60 triliun) terhadap keseluruhan pasar international remittance ke Indonesia sekitar Rp 80 triliun.
Karena sudah banyak pemain besar bisnis international remittance, untuk tahun pertama Telkom tidak muluk-muluk dalam memasang target, diharapkan uang yang ditransaksikan lewat Delima sebesar Rp 2 triliun dengan revenue yang diperoleh Telkom sebesar Rp 6 milyar
Telkom menggarap bisnis international remittance melalui anak perusahaannya Finnet Indonesia yang memang dibentuk untuk menangani bisnis transaksi keuangan . Finnet Indonesia mempunyai kapabilitas yang lengkap di bisnis transaksi keuangan dan juga pengalaman yang cukup panjang di bisnis transaksi keuangan.
Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin mengatakan "Pawitan Dirogo Digital Society merupakan Mahakarya Telkom Indonesia untuk Masyarakat Kota Madiun pada khususnya dan Pawitan Dirogo pada umumnya".
Gelaran Pawitan Dirogo Digital Society merupakan salah satu komitmen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) sebagai pengemban amanah MP3EI (Master Plan Percepatan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia) dengan berkomitmen dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan ICT (Information, Communication and Technology).
"Kami sangat berharap melalui program Pawitan Dirogo Digital Society ini, pertumbuhan perekonomian di karesidenan Madiun menjadi lebih cepat karena didorong oleh ketersediaan akses informasi dan jaringan Internet pita lebar." tutur M.Awaluddin, disela-sela Launching Madiun Digital Society, Selasa (18/9) di Balroom Hotel Merdeka Madiun.
Launching Pawitan Dirogo Digital Society dilakukan antara Telkom ( diwakili oleh Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Muhammad Awaluddin ) dan Kota Madiun (diwakili oleh Walikota Madiun) serta rencana dihadiri oleh Bupati Ngawi, Bupati Ponorogo, Bupati Pacitan, Bupati Magetan dan Bupati Madiun. Launching ini menandai telah beroperasinya infrastruktur jaringan akses internet cepat yang dibangun Telkom dan beberapa aplikasi pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan kotanya.
Ditambahkan Awaluddin, Telkom memberikan solusi ICT di berbagai bidang seperti government, pendidikan, social, kesehatan, pelaku bisnis UKM, dan beberapa bidang lainnya.
Untuk sekolah, Telkom telah menggelar titik-titik akses @wifi.id di 188 sekolah dengan total 552 akses point Wifi yang telah terpasang, dan akan terus ditambah secara bertahap. Program Indischools ini digencarkan Telkom dengan memasang wifi di sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA, dimana pelajar bisa melakukan akses dengan melakukan pembelian melalui kartu Telkomsel, dengan tarip perhari hanya Rp 1.000,- Indischools diimplementasikan Telkom melalui 3 tahapan atau 3 staging,yakni Connectivity, Content, dan Community.
"Ketersambungan atau CONNECTIVITY adalah focus tahap pertama atau staging pertama yang harus dilakukan Telkom untuk Indischools, dan di tahap ini kami sudah mengkoneksikan tak kurang dari 18 ribu sekolah di Indonesia sejak Januari 2013 lalu" imbuhnya. Ditambahkan Awaluddin, Pawitan Dirogo Digital Society yang digelar ini merupakan tahapan atau staging 1 dimana infrastruktur wifi@id akan digelar di 300 ribu sekolah di Indonesia sampai tahun 2015. "Kami berharap di tahun 2013 ini, sudah ada 100 ribu yang terkoneksi akses internet broadband wifi@id. Staging pertama ini diberi nama Indsichools Community Connect.
Untuk government, Telkom telah mengembangkan program dengan nama Indonesia Digital Government (IndiGov) yakni sebuah flagship dari Telkom Indonesia dalam membangun Infrastruktur jaringan ICT di Lembaga Pemerintah Daerah (Pemprop/Pemkab/Pemkot) di Indonesia berbasis jaringan fiber optik hingga tahun 2014.
"Untuk IndiGov di Pawitan Dirogo Digital Society ini, arahnya adalah penyediaan infrastruktur ICT pada sektor sektor : e-Govt Sector, e-Public Sector (kesehatan, sosial,lingkungan) , e-Economic Sector (pelaku binis UKM, segmen masyarakat unbankable) dan kebutuhan lokal (pilihan)"tambah Awaluddin
Selanjutnya, Telkom menyediakan Government Connectivity (G-Connect) dengan detail project-nya di tahun 2013 ini adalah penarikan kabel fiber optik disejumlah 2.204 Site, yang terdiri dari Kantor Pemkab/Pemkot, Kantor LPSE Pemkab & Pemkot, Kantor Polres, Kantor Kodim dan juga Kantor Provinsi di seluruh Indonesia. Diharapkan dalam tahun ini akan terbentuk G-Pipe (Government Broadband Pipe) dalam kapasitas besar.
"Untuk hal ini Telkom menyediakan bandwidth di masing masing Pemkab/Pemkot di Kawasan Pawitan Dirogo sebesar 100 Mbps" tambahnya.
Tahapan pembangunan konsep IndiGovernment akan berlanjut terus secara kontinyu. "Tahapan berikutnya, adalah penyediaan Government Content yg berbasis komputasi awan dalam bentuk Government Cloud (G-Cloud)".
Layanan ini akan meniadakan investasi di Pemda dalam hal penyediaan hardware (IaaS), software (SaaS) dan platform (PaaS) serta termasuk dalam hal penyimpanan data. Semua hal tsb disediakan oleh Telkom. Content dan aplikasi yg dibutuhkan oleh Pemda seperti : e-office, e-procurement, e-PTSP, Data Center, dll disediakan secara khusus dengan berbagai kemudahannya.
"Telkom terpanggil untuk proaktif menjadi yang terdepan dalam melayani Government Digital Society (G-DiSo) di Indonesia yang tumbuh pesat sejalan dengan trend global"tambahnya.
Untuk menumbuhkan ekosistem-ekosistem yang digital friendly sejalan dengan konsep Digital Society, Awaluddin mengatakan bahwa Telkom telah membuat sebuah start up web di masing-masing kota dengan domain disesuaikan kekhasan budaya lokal . Website ini akan menjadi ajang berkumpul para blogger di kota tersebut, yang akan menjadi kekuatan penggerak suksesnya implementasi Digital Society.
PAWITAN DIROGO MERUPAKAN PASAR POTENSIAL BISNIS REMITTANCE "Delima"
itu, Awaludddin juga menegaskan bahwa Pawitan Dirogo merupakan wilayah dengan jumlah TKI yang cukup besar. Berangkat dari hal tersebut, Telkom memberikan layanan pengiriman uang menggunakan Delima. "Telkom merambah bisnis international remittance lewat Delima dengan konsep "business follows the people", dengan menyasar negara-negara dimana masyarakat Indonesia khususnya TKI yang berada di negara tersebut cukup besar " tambahnya.
Selain Hongkong dan Malaysia, sampai dengan akhir tahun 2013, Telkom mentargetkan akan merambah bisnis international remittance di Arab Saudi dan Taiwan karena pasar international remittance ke Indonesia di 4 negara tersebut mencapai hampr 80% (sekitar Rp 60 triliun) terhadap keseluruhan pasar international remittance ke Indonesia sekitar Rp 80 triliun.
Karena sudah banyak pemain besar bisnis international remittance, untuk tahun pertama Telkom tidak muluk-muluk dalam memasang target, diharapkan uang yang ditransaksikan lewat Delima sebesar Rp 2 triliun dengan revenue yang diperoleh Telkom sebesar Rp 6 milyar
Telkom menggarap bisnis international remittance melalui anak perusahaannya Finnet Indonesia yang memang dibentuk untuk menangani bisnis transaksi keuangan . Finnet Indonesia mempunyai kapabilitas yang lengkap di bisnis transaksi keuangan dan juga pengalaman yang cukup panjang di bisnis transaksi keuangan.