Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono tegas mengatakan bahwa pemerintah tetap akan memberikan ijin terkait pelaksaanaan pemilihan kontes putri sejagat atau yang dikenal dengan sebutan Miss World (MW). Terlepas berbagai isu pro-kontra terkait pelaksanaan kontes tersebut, pemerintah tetap menganggap pagelaran Miss Word banyak memberikan dampak positif, khususnya bagi industri pariwisata tanah air.
"Untuk acara Miss World, yang menurut rencana akan digelar didua tempat yakni Jakarta dan Bali, maka demi keamanan, acara akan diarahkan pada satu tempat pelaksanaan yakni di Bali. Jadi semua acara dari awal sampai akhir semuanya akan digelar di Bali," ujar Agung Laksono di kantornya, Rabu (18/9/2013).
Adapun alasan soal penetapan lokasi pelaksaanaan di pulau dewata, Bali, Agung mengaku hal itu ditentukan berdasarkan keputusan panitia MW sendiri, yang terdiri dari pihak Kepolisian, Kementerian Wanita dan juga beberapa instansi terkait dari kepanitiaan MW.
"Jadi tidak benar pemerintah menghalang-halangi apalagi melarang. Justru pemerintah ingin memberikan perlindungan. Semuanya dialihkan dipulau Bali, maka dengan demikian program acara ini tetap berjalan," ujarnya.
Terkait masih banyaknya ormas berbasis islam yang mengeluhkan acara tersebut dihelat di Indonesia, Agung menilai hal tersebut sangatlah wajar. Menurutnya, masyarakat khususnya di Indonesia, telah terlanjur memvonis bahwa acara MW dan Miss Universe (MV), adalah acara yang terlalu mengumbar aurat dan syarat dengan kesan seksi.
"Kitakan sudah meminta kepada panitia MW untuk membuat acara sesuai budaya timur. Jadi tidak akan ada acara pakai bikini atau pakaian renang seksi. Acara akan dibuat berbeda dan sesuai adat ketimuran Indonesia," pungkas Agung. (Ftr)
"Untuk acara Miss World, yang menurut rencana akan digelar didua tempat yakni Jakarta dan Bali, maka demi keamanan, acara akan diarahkan pada satu tempat pelaksanaan yakni di Bali. Jadi semua acara dari awal sampai akhir semuanya akan digelar di Bali," ujar Agung Laksono di kantornya, Rabu (18/9/2013).
Adapun alasan soal penetapan lokasi pelaksaanaan di pulau dewata, Bali, Agung mengaku hal itu ditentukan berdasarkan keputusan panitia MW sendiri, yang terdiri dari pihak Kepolisian, Kementerian Wanita dan juga beberapa instansi terkait dari kepanitiaan MW.
"Jadi tidak benar pemerintah menghalang-halangi apalagi melarang. Justru pemerintah ingin memberikan perlindungan. Semuanya dialihkan dipulau Bali, maka dengan demikian program acara ini tetap berjalan," ujarnya.
Terkait masih banyaknya ormas berbasis islam yang mengeluhkan acara tersebut dihelat di Indonesia, Agung menilai hal tersebut sangatlah wajar. Menurutnya, masyarakat khususnya di Indonesia, telah terlanjur memvonis bahwa acara MW dan Miss Universe (MV), adalah acara yang terlalu mengumbar aurat dan syarat dengan kesan seksi.
"Kitakan sudah meminta kepada panitia MW untuk membuat acara sesuai budaya timur. Jadi tidak akan ada acara pakai bikini atau pakaian renang seksi. Acara akan dibuat berbeda dan sesuai adat ketimuran Indonesia," pungkas Agung. (Ftr)