» » Aroma Busuk Tong Sampah

Aroma Busuk Tong Sampah

Penulis By on Rabu, 09 Oktober 2013 | No comments

> Noviwaldy  Minta dirinya dilaporkan Ke BK DPRD Riau  dan di Pecat dari anggota DPRD Riau jika terlibat dalam dugaan Korupsi Proyek Tong sampah.

LKBKalimantan.com-----Masih ingat dengan tong sampah kontroversial di kota pekanbaru dengan motif arsitektur selembayung lambang kebesaran melayu Riau, Tong sampah ini terdiri dari dua macam. Pertama diperuntukkan untuk sampah organik seperti sampah daun, dan kedua untuk sampah an organik seperti sampah-sampah yang tak mau didaur ulang mikroba tanah contohnya sampah plastik, dan lain-lain. Tidak hanya ornamen nya saja yang menjadi polemik , perawatan tong sampah juga sempat menjadi perdebatan atara Pemprov Riau dengan pemko pekanbaru. Parahnya lagi Tong sampah yang baru beberapa bulan atau katakan saja masih berjalan 1 tahun diletakkan di sejumlah ruas jalan di Kota Pekanbaru namun sudah dalam keadaan rusak parah dan banyak yang hilang tak tau kemana rimbanya yang hanya menyisakan tapak dasar nya saja.Kepala Seksi Air Bersih Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Riau Herdi beberapa waktu yang lalu juga sempat mengeluhkan atas kurangnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap keberadaan tong sampah ini. Padahal menurut Herdi pagu anggaran proyek tong sampah itu menelan dana sebesar Rp1,8 miliar yang diperuntukkan sebanyak 1.400 tong sampah. Jumlah itu tentunya disesuaikan dengan spesifikasi dan bahan tong saampah tersebut.‘’1.400 tong sampah tersebut tersebar di Kota Pekanbaru dan beberapa akses menuju venue PON. Karena program awalnya memang untuk mendukung iven berskala nasional tersebut,’’ tambah Herdi yang mengharapkan Pemko Pekanbaru mendukung untuk pengelolaan dan menjaga sarana tersebut.

Menurut sumber Radar Riau yang tidak ingin menyebutkan namanya ,ternyata proyek tong sampah ini diinformasikan olehnya pernah menjadi temuan BPK, parahnya lagi kontraktor proyek  tong sampah tersebut diduga langsung  dikerjakan oleh oknum anggota DPRD Riau.

“ Proyek itu pernah menjadi Temuan BPK dan kontraktornya harus mengembalikan  uang Rp 600 juta namun di nego lagi oleh kontraktor  kepada pihak dinas dan karena lantaran kontraktornya juga anggota DPRD  Riau, sehingga di putuskanlah  kontraktor hanya mengembalikan Rp 250 juta . itupun sampai sekarang tidak dikembalikannya kepada dinas.” Katanya

Ditanyakan siapa oknum anggota dewan tersebut ,  sumber Radar Riau mengatakan bahwa okunum anggota DPRD Riau itu berasal dari Komisi C DPRD Riau, “ Inisial ‘N’ dulu pernah menjabat sebagai Wakil ketua Komisi C DPRD Riau, dengan kewenangan nya itu dia menekan dinas PU Riau untuk memuluskan sejumlah Proyeknya ”. Jelas Sumber Radar.

Berdasarkan informasi ini Radar Riau mencoba menelusuri siapa sebenarnya Oknum anggota DPRD Riau inisial “N” yang di beberkan sumber Radar Riau Tersebut. Dikarenakan di DPRD Riau juga anggota DPRD Riau dengan awalan  Nama dengan inisial “N” tidaklah banyak , yaitu hanya ada beberapa daftar nama yang tercatat di struktur keanggotaaan 55 Anggota DPRD Riau Priode 2009-2014  yang terpampang di mading kantor DPRD Riau. Yaitu antara lain , Noviwaldy Jusman dari Partai Demokrat dan  Nurzaman dari Partai Gerindra.

Jika  ditelusuri Noviwaldy Jusman duduk di Komisi C  , sementara Nurzaman adalah Anggota Komisi B DPRD Riau. Ternyata  Noviwaldy Jusman  ada kecocokan dengan inisial dan kedudukan nya di Komisi C DPRD Riau seperti yang di sebutkan Sumber Radar Riau.

Radar Riau mencoba menemui Noviwaldy Jusman  di Komisi C pada jum’at 4 Oktober 2013 namun sayang yang bersangkutan tidak berada di tempat, sampai pada akhirnya Radar Riau langsung mengkonfirmasi Noviwaldy via seluler  dan ditanyakan terkait keberadaan tong sampah itu kepadanya.

Noviwaldy membenarkan bahwa tong sampah dengan ornamen melayu di kota pekanbaru adalah proyek yang di alokasikan menggunakan dana APBD Provinsi Riau. Menurutnya proyek itu sempat dibahas dan di setujui dikomisi C DPRD Riau namun hanya di anggarkan Rp 450 juta. “ Tong Sampah di sudirman itu hanya Rp 450 juta , untuk (manfaatnya-red)  membiasakan masyarakat memisahkan sampah  dan memperindah kota, namun kesadaran itu tidak semudah membalikan telapak tangan . mengenai kemana tong sampah itu mestinya tugas pemerintah kota yang menjaga dan mengoperasikanya. Tugas kami hanya membuat kebijakan anggaran selanjutnya yang merencanakan , melaksanakan dan memelihara adalah tugas pemerintah.” Katannya.

Selanjutnya Radar Riau juga meminta tanggapannya mengenai adanya temuan BPK dari Proyek Tong sampah. Novi waldy menegaskan jika ada temuan BPK maka kontraktor harus mengembalikannya ke kasda melalui dinas terkait dan setau noviwaldy temuan itu hanya pada proyek tong sampah untuk PON Riau . “ ya harus dikembalikan dong, jika ada temuan. Tapi sebaiknya ditanyakan ke dinas PU lah. Temuan itu tong sampah untuk PON kalau tidak salah beda dengan jalan protokol, itu berdasarkan laporan dinas PU ke Kami (komisi C-red). Katanya.

Walaupun sudah dilaporkan dinas PU ke Komisi C, namun noviwaldy sendiri mengatakan belum ada melihat di LHP dari hasil audit BPK. “tapi di LHP kok ngak ada ya, itu sudah ranah pemeriksa PU  dan kontraktor  tidak masuk dalam domain (tufoksi) kami.” Tambahnya.

Saat ditanyakan kepada noviwaldy atas adanya informasi bahwa proyek tong sampah langsung dikerjakan oleh oknum anggota DPRD Riau inisial “N” dari komisi C DPRD Riau.  Noviwaldy  langsung menganggap bahwa tuduhan itu di alamatkan kepadanya. Pasalnya Noviwaldy merasa bahwa satu-satunya anggota DPRD Riau dengan inisial “N” di komisi C adalah dirinya.

“ Hati-hati dengan fitnah itu pak,.saya hanya membuat program yang melaksanakan nya bukan saya, sumpah saya tidak  ada menerima duit dari situ terlalu kecil proyek itu  bagi saya.” Bantah noviwaldy.

Masih menurut noviwaldy jika dirinya terbukti terlibat dalam pengerjaan proyek , dirinya meminta agar dilaporkan ke BK (badan kehormatan) DPRD Riau. “ silahkan dilaporkan saya ke BK agar saya di pecat.” Pintanya.

Anggota Fraksi demokrat ini balik menuding justru menurutnya isu ini sengaja di mainkan oleh oknum PNS dari dinas PU Riau  untuk menekan dirinya yang belakangan menyorot tentang jembatan siak -III dan siak IV. “ saya tak akan bergeming karena (kerusakan Jembatan siak III) menyangkut nyawa saya dan warga yang melewati jembatan itu.” Katanya menantang dinas PU Riau.

Justru sebaliknya keterangan noviwaldy dibantah oleh sumber Radar Riau, ternya gencarnya noviwaldy mengkritisi jembatan siak-III ternyat hanya  ingin negosiasi untuk memuluskan perusahaan nya ikut terlibat dalam menjadi subkon pada proyek siak IV. “ dijadikan nya siak III untuk menghantam dinas PU Riau, padahal dia minta kerjaan pada proyek jembatan siak IV.” kata sumber Radar Riau.*** (RR).

> Gambar illustrasi doc.istimewa
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya