» » Sering Dikritisi, SBY Berterima Kasih Kepada Pers

Sering Dikritisi, SBY Berterima Kasih Kepada Pers

Penulis By on Rabu, 23 Oktober 2013 | No comments

BANJARBARU (LKBKalimantan.com) - Kendati sering mendapat kritik selama kepemimpinannya, namun Presiden berterima kasih. Tanpa kritik-kritik tersebut, mungkin ia tidak akan bertahan hingga tahun kesembilan masa pemerintahannya.

"Ini silakan ditulis. Saya adalah salah satu korban pers, "ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain sambutannya saat silaturahmi dengan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Novotel, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/10) sore kemarin.

Pernyataan yang dilontarkan dengan nada canda tersebut kontan disambut tawa insane pers yang hadir. Namun, Presiden justru berterima kasih. "Kalau dari hari pertama kepemimpinan saya tidak dikritisi, mungkin saya akan jatuh, kebijakan-kebijakan yang saya buat akan aneh. Saya mengucapkan terima kasih atas semua itu. Banyak kisah diktator setelah 30 tahun, yang tanpa kritik dari pers, jatuhnya setengah mati, "SBY menambahkan.

Kepala Negara setuju bahwa pers adalah cermin kenyataan. Jadi, jika ada sebuah fakta adalah hak pers untuk memberitakannya. Apabila ada kebijakan pemerintah yang dianggap salah, maka pers pun berhak untuk mengkritiknya, karena memang begitulah demokrasi. Namun, lanjut SBY, kritik atau tanggapan tersebut harus jelas tentang keputusan, kebijakan, ataupun program pemerintahan yang mana.

"Kekuasaaan pers besar sekali, jangan tergoda. Korbannya bisa sangat banyak. Kalau orang diberitakan besar-besaran ternyata dia tidak salah, itu tujuh turunan menanggung akibatnya, "SBY mengingatkan.

Memang masyarakat tidak mudah percaya terhadap berita yang tidak benar. Namun, menurut Presiden, dari 250 juta penduduk Indonesia, ada diantaranya yang bisa menalar suatu berita, tapi ada pula yang langsung membenarkan berita apapun yang dimunculkan oleh media. 

Presiden menegaskan kembali dukungannya atas peran pers untuk menjadi alat demokrasi, pembangunan, kebenaran dan keadilan, serta alat untuk menuju peradaban yang lebih baik. Misalnya, mengenai peran penting pers dalam pemilihan umum tahun depan.

Oleh karena itu, Presiden mengajak insane pers memikirkan demokrasi kita yang lebih matang. "Saudara punya semuanya itu. Bagaimana baiknya pers dan media menjadi kekuatan yang luar biasa menuju negara yang maju dan modern, silakan dipikirkan dan dirumuskan oleh para pemimpin, tokoh, dan insan persnya, "Presiden SBY berpesan.***(yun)

> Foto : Presiden SBY memberi sambutan acara silaturahmi dengan pengurus PWI Pusat di Hotel Novotel, Banjarbaru, Kalsel, Rabu (23/10) sore kemarin.***(foto : abror/presidenri.go.id)
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya