BANDUNG(LKBK)-Presiden meminta industri kelapa sawit peduli lingkungan dengan berpedoman pada based practices. Jangan merusak agar anggapan bahwa industri kelapa sawit merusak lingkungan bisa terbantahkan.
"Jangan sampai kita fight di internasional, tapi di dalam tidak ada kepedulian," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain sambutannya saat membuka Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) ke-6 di Hotel Trans Luxury, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11) siang.
Presiden meminta industri kelapa sawit untuk memastikan agar tahun depan sudah mendapatkan ISO.
Pelaku industri kelapa sawit agar menjadikan LSM dan pers sebagai mitra, bukan musuh, karena terkadang dunia penuh dengan persepsi. "Gunakan cara-cara yang cerdas, jangan yang artifisial. Bikin pengelolaan sawit ini ramah lingkungan," Kepala Negara menegaskan.
Kepada LSM dan pers, selain melakukan kontrol, mereka juga harus adil. Kalau bagus katakan bagus, kalau industri kelapa sawit lalai menjaga lingkungan, katakan lalai.
"Ketika yang dikritik melakukan perbaikan maka kepada LSM dan pers, jelaskan bahwa yang dikritik telah berubah menjadi lebih baik. Ini penting, sebab kalau tidak, kita akan rugi dua kali. Sudah dihambat oleh dunia, dan juga dicurigai oleh sahabat-sahabat sendiri," SBY mengingatkan.
Dan yang terakhir adalah isu sosial. Terkait hal ini, Presiden meminta para pelaku industri umumnya dan industri kelapa sawit khususnya untuk mencegah konflik dengan masyarakat.
"Berikan mereka lapangan pekerjaan. Kalau industri kelapa sawit tumbuh, pastikan penghasilan masyarakat juga baik. Kala mereka punya lapangan pekerjaan mereka akan hidup layak. Itulah konsep pembangunan yang kondusif," Presiden SBY menandaskan. (yun)