BANDUNG(LKBK)- Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dalam industri minyak kelapa sawit adalah adanya hambatan perdagangan. Presiden meminta dilakukan negosiasi yang tough.
"Jangan mudah menyerah karena persaingan dagang," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) ke-6, di Hotel Trans Luxury, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11) pagi.
Indonesia akan berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi salah satu komoditas unggulan ini dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) di Bali, Desember nanti.
"Kalau komoditas kita dihalang-halangi, kita juga bisa menghalang-halangi komoditas negara lain yang akan masuk ke negara kita," Presiden SBY menegaskan.
Sebagai tuan rumah, Indonesia sangat berharap pertemuan WTO bisa menguntungkan Indonesia. "Kalau WTO hidup, maka perdagangan akan lebih adil, lebih fair," SBY menambahkan.
Selain hambatan perdagangan, isu lain yang juga sangat penting untuk dicari solusinya adalah soal harga, isu lingkungan, dan isu sosial. Untuk isu harga, SBY meminta ditetapkan harga yang stabil bagi kelapa sawit, dan tidak terlalu rendah. Untuk jangka menengah dan jangka panjang kita harus memperkuat pasar domestik.
Saat ini, industri kelapa sawit juga sudah berkontribusi pada energi biofuel.Diharapkan 20 persen konsumsi solar nantinya dapat disumbangkan dari industri kelapa sawit.
"Kalau itu bisa dilakukan, kita akan punya demand yang besar secara domestik," SBY menjelaskan. "Saya ingin Menteri Pertanian bulan depan rumuskan itu. Kalau perlu Inpres akan saya keluarkan, yang penting cepat," tambahnya. (yun)