BALI(LKBK)- Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO di Bali merupakan pertemuan pertama setelah WTO mencapai sejumlah kesepakatan di Jenewa, Swiss, November lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap pertemuan di Bali ini bisa menuntaskan isu-isu yang belum disepakati, terutama perdagangan yang adil dan inklusif.
"Di Bali, kita memiliki kesempatan untuk bekerja sama mencapai apa yang kita lewatkan di Jenewa. Kita memiliki kesempatan untuk menunjukan pada dunia bahwa kita siap untuk menghidupkan kembali perdagangan global," kata Presiden SBY saat membuka KTM ke-9 WTO di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (3/12) sore.
Pertemuan Bali ini juga memiliki kesempatan untuk meletakan jalan dan membuat perdagangan global menjadi lebih mudah, adil, dan inklusif untuk semua. "Dengan demikian kita dapat berkontribusi dalam upaya memperkuat kredibilitas dan kepercayaan diri pada sistem perdangangan multilateral kita," Presiden SBY menambahkan.
Perdagangan adalah bagian kritikal dari upaya global untuk mengurangi kemiskinan. Selama 30 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam kesejahteraan global dan standar hidup. Namun, dibalik kemajuan itu masih ada 1,2 miliar manusia yang hidup dalam kemiskinan ekstrim. "Perdagangan mengurangi kemiskinan dan membantu mengangkat jutaan orang keluar dari kesulitan dan hutang," ujar SBY.
Kesuksesan untuk menyepakati Doha Development Agenda, lanjut Presiden SBY, akan memberikan kesempatan kepada negara miskin untuk berdagang, memberikan mereka kesempatan untuk berkembang.
"Kesuksesan pertemuan Bali akan memberikan dorongan untuk ekspansi dalam perdagangan global, yang pada akhirnya akan membantu untuk mengurangi kemiskinan di seluruh dunia," Presiden menjelaskan.
Presiden menyampaikan bahwa pertemuan ini sangat tepat dengan kondisi ekonomi dunia yang berada dalam masa penyembuhan dari resesi global. Tercatat perdagangan dunia berada pada titik terendah dalam sejarah.
Sebelumnya, Mendag Gita Wirjawan selaku Ketua KTM ke-9 WTO dalam sambutanya menyampaikan harapan agar Paket Bali dapat tercapai. Paket Bali adalah sebuah kesepakatan yang akan menjadi langkah penting bagi pertumbuhan, perdagangan, dan pembangunan dunia.
"Kita bisa melihat garis akhirnya, kita bisa mengembalikan kepercayaan dunia pada WTO dan sistem perdagangan multilateral. Menunjukkan pada dunia bahwa WTO masih relevan dengan mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang ada," ujar Gita.
WTO memilki 159 negara anggota dari berbagai kawasan. Dalam KTM ke-9 Bali ini hadir 3.200 anggota delegasi. Terlihat hadir Dirjen WTO Roberto Azevedo. Selaku Ketua KTM ke-9, Gita didampingi tiga co-chairs, yakni Stephen Green dari Inggris, Magali Silva Velarde-Alvares dari Peru, dan Francois Kanimba dari Rwanda.
Terlihat pula hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Menlu Marty Natalegawa. ***(fbw)
Foto : Presiden SBY, Dirjen WTO Roberto Azevedo (tengah), dan Mendag Gita Wirjawan di sela-sela pembukaan KTM ke-9 WTO, di BNDCC, Bali, Selasa (3/12) sore. ***(foto: abror/presidenri.go.id)